Home / Nasional / Stop, Jangan Ada Korban Yang Bertambah di Tengah Ricuh

Stop, Jangan Ada Korban Yang Bertambah di Tengah Ricuh

korban jiwa demo ricuh

Korban Jiwa Demo Ricuh dan Seruan Hentikan Kekerasan

Jakarta – Korban jiwa demo ricuh kembali terjadi di beberapa kota besar Indonesia. Peristiwa ini menimbulkan keprihatinan banyak pihak yang menyerukan agar masyarakat menyampaikan aspirasi secara damai, tanpa ada lagi jatuh korban.

Masyarakat berharap peristiwa ini bisa menjadi pelajaran agar penyampaian aspirasi dilakukan secara damai, bukan dengan kekerasan yang hanya memperdalam luka bangsa.

Korban Jiwa Demo Ricuh Jadi Sorotan Nasional

Hingga Minggu (31/8/2025), tercatat sudah ada lima korban jiwa dalam rangkaian demo yang berakhir ricuh. Peristiwa tragis ini terjadi di Jakarta dan Makassar.

Di Jakarta, seorang pengemudi ojek online tewas setelah terjebak di tengah kericuhan. Sementara di Makassar, tiga staf DPRD meninggal dunia saat gedung terbakar di tengah aksi massa. Kasus lain menimpa seorang mahasiswa yang menjadi korban pengeroyokan di depan kampus.

Peristiwa ini memperlihatkan bagaimana demonstrasi yang semula bertujuan menyuarakan aspirasi justru berubah menjadi tragedi.

Pemerintah dan Tokoh Nasional Angkat Bicara

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan rasa duka mendalam dan menegaskan bahwa aparat harus bertindak lebih hati-hati. Ia berjanji akan memastikan proses hukum berjalan transparan agar peristiwa serupa tidak kembali terjadi.

Sementara itu, sejumlah tokoh bangsa menyerukan agar masyarakat menahan diri. Mantan Menko Polhukam Mahfud MD meminta semua pihak tetap jernih melihat situasi. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengingatkan pentingnya menjaga demokrasi dengan cara yang beradab. Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, bahkan menekankan bahwa perbedaan pendapat seharusnya tidak boleh menimbulkan korban.

Harapan untuk Aksi Damai

Masyarakat sipil, tokoh agama, hingga organisasi pemuda menyerukan hal yang sama: hentikan kekerasan. Aksi damai adalah jalan terbaik untuk menyuarakan pendapat.

Indonesia membutuhkan stabilitas, bukan kericuhan yang menambah korban. Perbedaan pendapat seharusnya memperkuat demokrasi, bukan justru meruntuhkan persatuan.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *