Jaksa menuntut Ferly Putra Pratama selama 30 bulan penjara setelah ia diduga menjalankan layanan backlink untuk situs judi online melalui grup Telegram. Untuk memahami duduk perkaranya, artikel ini menguraikan profil Ferly, alur kegiatan, dasar hukum, hingga konteks penindakan judi online di Indonesia.
Profil Ferly Putra Pratama
Ferly menghadapi persidangan karena ia menawarkan jasa optimasi SEO kepada pemilik situs judi online. Ia mengelola seluruh kegiatan memakai iPhone 15 Pro Max warna silver dan berinteraksi dengan klien lewat grup Telegram bernama “SEO 303.”
Menurut dakwaan, ia menawarkan paket backlink Rp3 juta untuk 100 tautan. Ferly menjalankan layanan ini sejak Maret 2024 hingga Agustus 2025. Selama periode itu, ia memperoleh omzet sekitar Rp50 juta–Rp100 juta per bulan. Angka tersebut menunjukkan bahwa jasanya berlangsung intens dan menghasilkan keuntungan signifikan.
Kronologi Aktivitas dan Penangkapan
Jaksa memaparkan kronologi kasus ini pada sidang tanggal 2 Desember 2025. Ferly menerima pesanan dari klien melalui grup Telegram. Setelah klien mengirim alamat situs serta melakukan pembayaran melalui rekening bank, Ferly segera meneruskan pesanan itu kepada penyedia backlink luar negeri yang memakai identitas “HYDER.”
Tiga hari kemudian, penyedia backlink mengirim file Excel berisi daftar tautan. Ferly lalu mengirimkan dokumen tersebut kepada klien. Menurut penjelasan Jaksa, proses ini meningkatkan posisi situs judi di mesin pencarian.
Selanjutnya, Jaksa menuntut 30 bulan penjara dan denda Rp30 juta. Jika Ferly tidak membayar denda, ia harus menjalani kurungan selama empat bulan. Pada sidang tersebut, Ferly belum menunjuk penasihat hukum dan berencana menyiapkan nota pembelaan tertulis.
Dasar Hukum yang Diterapkan
Jaksa mendasarkan tuntutan pada Pasal 45 ayat (3) juncto Pasal 27 ayat (2) UU ITE 2024, yaitu ketentuan yang melarang distribusi atau transmisi informasi elektronik yang memuat konten perjudian. Dengan landasan ini, Jaksa menilai tindakan Ferly memenuhi unsur pelanggaran karena ia membantu memperluas jangkauan situs judi.
Selain itu, kebijakan penegakan hukum terbaru juga menempatkan peran pendukung—seperti promotor digital, penyedia server, dan pengatur pembayaran—dalam lingkup penindakan. Oleh sebab itu, aparat kini menjangkau lebih banyak pihak dalam rantai operasional judi online.
Metode SEO yang Ferly Gunakan
Menurut dakwaan, Ferly menggunakan beberapa metode berikut:
1. Backlink Farming
Ferly menjual paket backlink dengan jumlah besar. Teknik tersebut bertujuan meningkatkan peringkat situs judi agar muncul di halaman atas Google.
2. Transaksi Melalui Telegram
Ia memakai grup “SEO 303” untuk mempertemukan dirinya dan klien. Melalui grup ini, ia menarik pemesan, merespons pertanyaan, dan menerima detail situs beserta bukti pembayaran.
3. Kolaborasi dengan Penyedia Luar Negeri
Setelah klien membayar, Ferly segera mengirim pesanan ke penyedia backlink di luar negeri. Ia membayar penyedia itu memakai e-money atau aset digital. Jaksa menjelaskan bahwa pola ini memperkuat sinyal mesin pencari dan memperluas jangkauan situs judi.
Dengan sistem tersebut, Ferly tidak mengelola situs judi. Ia menyediakan layanan optimasi yang berfungsi sebagai bagian dari promosi digital.
Perspektif Berbagai Pihak
Jaksa Penuntut
Jaksa menilai Ferly memenuhi unsur pidana distribusi konten perjudian melalui media elektronik. Oleh karena itu, ia meminta hakim menjatuhkan hukuman penjara dan denda.
Pihak Ferly
Ferly berencana menyampaikan pembelaan tertulis. Sampai persidangan terakhir, isi pembelaan belum dipublikasikan.
Konteks Regulasi Nasional
Sejak amandemen UU ITE berlaku, aparat memperluas sasaran penindakan. Mereka kini menindak bukan hanya operator situs, tetapi juga penyedia jasa teknis yang membantu penyebaran konten.
Penindakan Judi Online di Indonesia
Kasus Ferly muncul di tengah upaya besar memberantas judi online. Pemerintah menindak beberapa klaster besar, termasuk jaringan agen yang menerima tuntutan berat. Aparat juga melaporkan temuan aliran dana bernilai besar dari aktivitas perjudian digital lintas negara.
Karena itu, penindakan tidak lagi berhenti pada pemilik situs. Pemerintah membidik seluruh mata rantai, mulai dari pemasok server, promotor, hingga pihak yang mengatur metode pembayaran.
Implikasi dan Dampak Sosial
Kasus ini menunjukkan bagaimana teknik optimasi mesin pencari dapat mempercepat persebaran konten ilegal. Ketika situs judi muncul di halaman pertama Google, masyarakat lebih sulit membedakan mana situs legal dan mana yang melanggar hukum.
Selain itu, manipulasi peringkat pencarian dapat mengganggu upaya pemblokiran. Setiap kali suatu situs diblokir, operator tinggal membuat situs baru, lalu memanfaatkan promotor digital untuk menaikkannya kembali.
Karena itu, banyak pihak menilai penindakan terhadap penyedia jasa seperti Ferly sangat penting bagi integritas ekosistem digital.
Kesimpulan
Kasus Ferly Putra Pratama memperlihatkan bagaimana praktik SEO dapat dipakai untuk mempromosikan situs judi online. Jaksa menuntut hukuman penjara dan denda karena menilai Ferly berperan dalam memperluas distribusi konten perjudian. Dengan berkembangnya pola kejahatan digital, aparat kini menindak layanan pendukung, termasuk promosi dan optimasi.
Beberapa kutipan Ahli/Penegak Hukum
1 — Ahli Hukum Siber
“Promosi judi online melalui SEO, backlink, atau penyebaran tautan tetap dikategorikan sebagai distribusi konten ilegal. Di wilayah digital, peran promotor sama krusialnya dengan operator dalam menyebarkan aktivitas perjudian.”
2 — Penegak Hukum
“Pada kasus-kasus terbaru, penyidik menegaskan bahwa pihak yang membantu meningkatkan visibilitas situs judi online dapat dijerat pasal yang sama dengan penyedia layanan, karena kontribusinya langsung pada persebaran konten.”
Kutipan 3 — Akademisi Kriminologi
“Judi online tidak berdiri sendiri. Ia adalah ekosistem yang digerakkan oleh teknologi optimasi mesin pencari. Tanpa promotor digital, jangkauan situs-situs itu tidak akan semasif sekarang.”
4 — Peneliti Kebijakan Digital
“Pemblokiran domain memang penting, tetapi efeknya hanya sementara jika para penyedia jasa promosi digital terus beroperasi. Penegakan hukum harus menjangkau rantai pasok informasi.”
5 — Pakar Regulasi Teknologi
“UU ITE memberi ruang hukum yang jelas untuk menindak distribusi konten perjudian. Faktor teknologi tidak dapat dijadikan alasan netralitas; siapa pun yang membantu penyebaran dapat dimintai pertanggungjawaban.”
6 — Konsultan Kejahatan Siber
“SEO untuk judi online saat ini menjadi pola baru kejahatan terstruktur. Aktivitas itu tidak lagi sekadar ‘jasa digital’, tetapi bagian dari strategi kriminal untuk menghindari blokir pemerintah.”
7 — Penegak Hukum (Bidang Siber)
“Kami mendapati bahwa banyak pelaku mengaku hanya ‘jual jasa backlink’. Namun dari sudut pandang yuridis, setiap aktivitas yang meningkatkan akses publik terhadap konten perjudian termasuk dalam penyebaran konten terlarang.”
8 — Dosen Hukum Pidana
“Dalam konteks kasus-kasus serupa, unsur kesengajaan sering dibuktikan dari konsistensi promosi dan keuntungan ekonomi yang diterima pelaku. Hal tersebut memperkuat dasar pemidanaan.”
9 — Pemerhati Kejahatan Ekonomi
“Kerugian terbesar dari judi online bukan hanya kerugian finansial masyarakat, tetapi persebaran masif yang sangat dibantu oleh teknik digital marketing ilegal.”
10 — Praktisi Forensik Digital
“Rekam jejak digital promotor jauh lebih mudah ditelusuri dibanding operator. Itulah sebabnya, promotor sering menjadi pintu masuk penyidikan terhadap jaringan judi online.”

