Home / Timnas / Luis de la Fuente Geram, Barcelona Sembunyikan Cedera Lamine Yamal? Begini Kronologinya!

Luis de la Fuente Geram, Barcelona Sembunyikan Cedera Lamine Yamal? Begini Kronologinya!

Luis de la Fuente geram

Ketegangan Baru di Sepak Bola Spanyol

Pelatih timnas Spanyol, Luis de la Fuente, benar-benar kehilangan kesabaran.
Ia geram karena Barcelona diam-diam merawat pemain mudanya, Lamine Yamal, tanpa memberi tahu pihak federasi.

Kabar ini langsung mengguncang sepak bola Spanyol. Dua kekuatan besar — tim nasional dan klub raksasa — kembali bersitegang soal pemain muda berbakat.
Jadi, apa sebenarnya yang terjadi?


Kronologi Lengkap Kasus Lamine Yamal

Awal November lalu, De la Fuente memanggil Yamal ke skuad timnas Spanyol untuk dua laga internasional.
Namun, beberapa hari kemudian, Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) baru tahu bahwa Barcelona sudah melakukan perawatan medis kepada pemain berusia 17 tahun itu.

Prosedur yang dijalani Yamal berupa terapi radiofrekuensi, yaitu perawatan yang memakai gelombang panas untuk meredakan cedera otot pangkal paha (pubalgia).
Masalah muncul karena Barcelona tidak memberi tahu RFEF sama sekali.
Federasi baru menerima kabar Senin malam, padahal prosedur dilakukan sebelumnya pada akhir pekan.
Begitu tahu, De la Fuente langsung bereaksi keras.

Baca juga berita :”Senne Lammens: Kiper Masa Depan Manchester United yang Siap Mencetak Sejarah


Luis de la Fuente: “Kami Tidak Dapat Kabar Apa Pun!”

De la Fuente tampak kecewa ketika berbicara di konferensi pers.

“Kami selalu terbuka dengan semua klub, terutama Barcelona,” ujar De la Fuente dengan nada tegas.
“Tapi kali ini kami benar-benar tidak menerima kabar apa pun tentang perawatan Yamal.”

RFEF kemudian merilis pernyataan resmi. Mereka menyebut Yamal perlu beristirahat 7–10 hari dan tidak akan bermain di laga internasional.
De la Fuente menegaskan bahwa ia tidak mempersoalkan perawatannya, melainkan cara Barcelona yang tidak berkoordinasi.

“Kami hanya ingin semua pihak saling terbuka. Ini demi kepentingan pemain juga,” tambahnya.


Sisi Barcelona: Lindungi Pemain, Tapi Tanpa Komunikasi

Di kubu Barcelona, keputusan ini sebenarnya bertujuan melindungi pemain.
Pelatih Hansi Flick khawatir kondisi Yamal akan memburuk jika ia terus bermain untuk timnas.

Klub pun mengambil inisiatif cepat dengan melakukan terapi di fasilitas medis mereka.
Sayangnya, staf medis klub dan federasi tidak berkomunikasi dengan baik, sehingga terjadi salah paham.

Beberapa media Spanyol seperti Cadena SER dan Marca melaporkan bahwa Barcelona tidak bermaksud menutupi informasi, tetapi terlambat memberikan laporan resmi.


Sekilas: Apa Itu Pubalgia?

Pubalgia adalah cedera otot di area pangkal paha — cedera khas pemain bola yang sering berlari cepat dan menendang bola berulang kali.
Biasanya, pemain bisa pulih lewat terapi fisik, pijatan otot, atau perawatan radiofrekuensi seperti yang dilakukan Yamal.
Meskipun bukan operasi besar, cedera ini tetap membutuhkan waktu pemulihan sekitar satu hingga dua minggu.


Ketegangan Lama: Klub vs Timnas

Kasus ini menambah panjang daftar ketegangan antara klub dan timnas soal kondisi pemain muda.
Beberapa bulan lalu, Hansi Flick sempat menyindir padatnya jadwal pemain internasional yang membuat pemain Barcelona kelelahan.

Sekarang, De la Fuente balik kesal karena klub melakukan perawatan tanpa koordinasi.
Hubungan keduanya makin panas — padahal baik Barcelona maupun timnas sama-sama ingin menjaga pemain dalam kondisi terbaik.


Analisis Ringan: Dampaknya Bisa Panjang

Masalah komunikasi seperti ini bisa berdampak jangka panjang.
De la Fuente mungkin akan lebih selektif saat memanggil pemain Barcelona ke skuad Spanyol berikutnya.
Di sisi lain, Barcelona pasti akan memperketat pengawasan kondisi pemain muda agar tidak cedera parah saat memperkuat timnas.

Kasus ini juga memperlihatkan betapa rumitnya keseimbangan antara kepentingan klub dan negara di sepak bola modern yang jadwalnya makin padat.


Siapa Sebenarnya yang Salah?

Pada akhirnya, semua pihak punya niat baik untuk melindungi Yamal.
Namun tanpa komunikasi yang jelas, pemain muda seperti dia yang paling dirugikan.

Gimana menurut kamu — Barcelona yang salah karena bertindak tanpa izin, atau timnas Spanyol yang terlalu cepat bereaksi?

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *